Minggu, 02 Agustus 2015

M A S A L A L U

Hai masa lalu.
Tidak, aku hanya ingin menyapa. Berdebukah kau? Maaf aku semakin jarang mengunjungimu. Aku disibukkan dengan masa kini dan impian masa depan. Tenang saja, aku takkan melupakanmu. Aku hanya mungkin akan jarang menengokmu.

Hai masalalu.
Aku hanya ingin menyapa. Terimakasih telah ada. Terimakasih telah menjadi bagian perjalananku. Sedih juga bahagia, kisahmu menjadi penguat langkahku di masa kini. Bukankah masa kini adalah hasil rentetan dari masa lalu? Oleh karena itu aku berterimakasih.

Hai masa lalu.
Aku pernah jatuh, aku pernah sakit hati. Tapi sudah kusimpan semua cerita dalam sebuah kotak kenangan, yang kunamakan masa lalu. Ya kamu. Ruangmu mungkin kini gelap, akupun pasti akan sering melihat ruangmu, namun hanya sebentar. Aku takkan lama-lama, sekedar melihat lagi seperti apa jalan yang kulalui dulu agar aku bisa belajar lagi jika saja aku lupa atau lalai menjaga langkah.

Hai masa lalu.
Lihatkah kau bagaimana aku dimasa kiniku? Bagaimana menurutmu? Semoga kau bangga. Sebab apapun yang ku capai adalah karena semua pelajaran di masa lalu begitu membekas dan mampu membentukku.

Hai masa lalu.
Mari berdamai. Aku akan belajar dewasa. Menjadi lebih tangguh di masa kini sebagai penguat langkahku dan pemantap kisahku di masa depan. Semoga.

Minggu, 18 Januari 2015

Perjuanganku Ditengah Pengabaianmu

            Tak ada kado terindah dihari ulang tahunku selain kamu, pangeran bangkongku.

           Tepat dihari ulang tahunku, kamu menjadi kado terindah yang pernah aku dapatkan. Aku tak pernah mengira akan mendapatkanmu secepat ini, bahkan aku tak pernah membayangkan kamu menjadi bagian hidupku. Kamu tahu? Hari itu aku sangat bahagia, sampai-sampai membuat pipiku pegal karena terlalu sering tersenyum (*^▽^*)

          Kamu terlalu membuatku nyaman, sayang. Akupun terlalu mencintaimu, hingga aku tak sadar aku mencintaimu dengan cara yang salah. Aku terlalu takut kamu meninggalkanku, hingga aku tak pernah mau melepaskanmu; hingga saat ini.

           Dua hari itu, kamu menghilang begitu saja, tanpa memberiku kabar sedikit pun, apakah kamu tahu bagaimana perasaanku? Apakah kamu tahu aku selalu menunggumu? Apakah kamu tahu aku selalu mencoba menanyakan kabarmu kepada teman-temanmu? Kamu entah sibuk dengan apa dan siapa hingga kamu begitu mudah melupakanku. Aku menunggumu hingga akhirnya kamu kembali, entahlah, aku terlalu bodoh atau aku terlalu menyayangimu karena aku selalu memaafkan semuanya.
Tak lama, setelah itu, kamu menghilang lagi, bahkan lebih lama dari sebelumnya. Mungkin kali ini kamu menghilang lebih dari 1 bulan. Sakit sekali rasanya ketika aku harus merayakan hari jadi kita seorang diri, tanpa kehadiranmu, pangeran bangkongku. Sampai akhirnya aku benar-benar merasa kamu sangat berubah, kamu bukan pangeran bangkongku yang dulu aku kenal.

           Aku sangat mencintaimu, sayang. Aku berjuang seorang diri untuk mempertahankan hubungan kita, sedangkan kamu, entah sedang apa dan dimana, tanpa sedikitpun memperdulikan aku disini.

           Kamu kembali, bukan kembali untuk berjanji akan tetap disampingku, namun kamu kembali untuk mengucapkan kata perpisahan, itu sangat menyakitkan, sayang. Entah apa yang ada didalam pikiranmu, begitu mudah kamu mengucapkan itu. Aku tak pernah membayangkan semua ini akan terjadi, kamu pergi disaat aku sangat mencintaimu, kamu pergi disaat aku sedang berjuang untuk mempertahankan semua ini, sayang.

           Aku masih sangat ingat kenangan-kenangan indah saat hubungan kita masih sangat baik; saat kamu belutut dihadapanku seraya memegang bunga, saat kamu mengeluh untuk menjadi tentara seperti yang ayah kamu impikan, semuanya masih sangat terlihat jelas di pikiranku.
 
          Kamu ingat waktu aku dan kamu belum menjadi kita? Saat itu adalah saat-saat bahagia yang takkan pernah terulang kembali, yang aku saat ini aku menyesal mengakhiri semuanya, terkadang aku sangat menyesal kita menjalin hubungan yang lebih ini, aku menyesali hubungan kita, karena aku tahu, persahabatan selalu lebih indah daripada menjalin hubungan lebih.

Selasa, 27 Mei 2014

Ibu Yang Selalu Tahu

Ibu yang selalu tahu, tapi aku?!
Setiap kali menatap wajah ibu
hatiku akan bersimbah cinta,
menelusuri setiap lekuk
garis wajahnya yang menua,
mengamati setiap helai rambutnya
yang mulai memutih

Kupandang ibu dalam lelap tidurnya..
Ya Rabb, betapa mulia Engkau ciptakan dia
entah dari mana Engkau bentuk hatinya yang begitu tulus..
Kuraba tangannya yang mulai keriput,
tangan kasar namun bertabur berkah
aku sangat ingin menciumnya agar berkah itu dapat mengalir padaku..
Wahai penguasa jagad raya..
Alangkah tegar kau bentuk dia
namun, betapa lembut kasih yang dicurahkannya..

Ibu..
Menggoreskan tentangmu,
tak ada kata yang mampu melukiskannya,
menggambarkan betapa indahnya dirimu..
Tak ada tinta yang mampu mewarnai
sucinya hatimu..
Menguntai kata terindah untukmu,
tak ada pujangga yang mampu
menuliskan kebesaran hatimu..

Ibu..
Bisa apa aku tanpamu?
Saat aku gelisah, kau tahu
ada yang mengganggu pikiranku,
dan belaianmu yang mampu menenangkanku..
Saat aku menangis, kau tahu
ada yang mengusik hatiku,
dan senyumanmy yang selalu
mendamaikan qalbuku..
Ketika malam tiba, kau tahu
aku takut kegelapan,
dan saat itu juga aku akan
mendapatkan pelukan hangatmu,
dan sirna sudah rasa takutku..
Ketika aku sakit, ibu tahu penderitaanku,
dan aku yakin dia merasakan
jauh lebih sakit dari yang kurasakan,
akan kutemukan raut sedih
dan air mata setiap menatap diriku yang lemah..

Aku yang tak tahu,
dan ibu yang selalu tahu
Aku Sangat Mencintaimu♥

Sabtu, 10 Mei 2014

Persahabatan Kita Adalah Persahabatan Yang Abadi

            Dalam dunia yang kacau balau dimana sepertinya kita selalu berpacu untuk mengejar hari ini, persahabatan yang langgeng seperti persahabatan kita ini tidak terjadi begitu saja. Kita membangunnya waktu demi waktu, tahun demi tahun, dengan pengertian dan pengorbanan, kepedulian dan kepercayaan, air mata dan kasih.

            Aku berharap dapat menemukan kata-kata yang baru untuk mengatakan kepadamu betapa berterimakasihnya aku untuk persahabatan yang tanpa akhir. Tetapi ada beberapa perasaan yang tak terlukiskan oleh kata-kata; ada beberapa perasaan yang lebih mengesankan jika diungkapkan lewat kesunyian, dari hati ke hati, jiwa ke jiwa.

            Walau perjalanan hidup kita kadang membuat kita terpisah jauh dan harus melewati jalan berbeda, ketika kehidupanmu berubah, kehidupanku juga berubah. Aku yakin bahwa kesediaan kita mendukung dan menerima aspek-aspek yang berubah dalam hidup kita masing-masing ini akan senantiasa memperkuat dan memperbarui ikatan khusus kita.

            Kau adalah sahabat paling sejati yang pernah aku kenal. Apapun kehidupan kita nantinya, ingatlah selalu bahwa tidak akan pernah ada hari dimana aku tidak memikirkanmu, berdo’a untukmu, dan mengirimkan kasihku untukmu.

           Semoga kebahagiaan yang tak terukur dan kasih tanpa akhir akan senantiasa menyinari setiap sudut kehidupanmu..selalu dan selamanya...
-          E.M. Uso

Esok Milik Kita

           Kelas IX-A sepi senyap saat Pak Hardi menerangkan panjang lebar di depan kelas. Ada yang benar-benar memperhatikan, ada juga yang sebaliknya, bahkan ada yang terkantuk-kantuk.

Adinda mengacungkan tangannya tinggi-tinggi.
“Mau nanya, Pak!” Seru Adinda memecah keheningan.
“Ya, Adinda?”
“Apakah aspek non material itu termasuk mental bangsa, Pak?”
“Ya. Mental bangsa itu...” Pak Hardi kembali menjelaskan panjang lebar.

Bimo berpaling ke arah Adinda, ia meringis ketika melihat wajah Adinda yang tampak begitu serius. Bimo mengenal Adinda sejak kecil, dan ia tahu Adinda pasti tidak akan puas dengan jawaban yang diberikan Pak Hardi.
“Mengerti, Adinda?” Tanya Pak Hardi mengakhiri uraiannya.
“Tidak, Pak!” jawab Adinda sambil menggelengkan kepalanya.

Pak Hardi tampak terkejut mendengar jawaban Adinda. Sebelum Pak Hardi sempat bertanya, Adinda sudah terlebih dahulu membuka suara.
“Mental apa yang dibangun, Pak? Kok negara ini malah makin penuh dengan orang- orang jahat? Orang-orang yang korupsi juga udah ga malu lagi, karena katanya hukum bisa dibeli. Pemalsuan, pembajakan.. macam-macam! Apa memang seperti itu mental bangsa kita? Katanya, generasi tua merupakan contoh bagi generasi kami yang muda-muda ini? Apa yang harus kami contoh, Pak?”

Pak Hardi tertegun. Pertanyaan Adinda itu benar-benar berada diluar dugaanya.
“Kalau yang ada sekarang udah kaya gini, gimana besok-besok? Apa akan lebih parah lagi?” Lanjut Adinda.

Teman-teman Adinda yang tadi terkantuk-kantuk, kini tampak mulai segar kembali.
“Betul itu, Pak..!!”
“Iya nih, Pak! Masa Cuma kita-kita aja yang dituntut jadi baik? Contohnya aja ga baik...”
“Gak fair, gitu lhoo..”
“Pak, kata koran, setiap warga Indonesia sejak lahir sudah punya utang 10 juta, yah?”
“waduhh? Gimana nih? Saya anti utang lho..!!”
Adinda menggaruk-garuk kepala sehingga jilbab putihnya menjadi sedikit miring. “Aku ga bermaksud jadi provokator, Aku cuma pengen nanya sama ngeluarin unek-unek yang ada di pikiranku aja. Menurut aku kalau dikeluarin dan dibicarain sama-sama, mungkin bakalan ada titik cerah, dan mungkin juga bakalan ada alternatif jalan keluarnya. Tapi jadinya? Huhh.. dasar..!!” Ucap Adinda dalam hatinya.

***

“Pantes kamu ga pernah punya pacar, Din!” Kata Bimo saat mereka sedang menunggu angkutan umum.
“Hah? Apa? Pacar?” jawab Adinda.
“Mana ada yang berani pacaran sama kamu, kalo kamu bawaannya ngajak debat mulu.”
“Yeeyyy..! Siapa juga yang ngajak debat?”
“Kamu!” Jawab Bimo.
“Aku itu Cuma ngeluarin unek-unek yang ada dipikiran aku. Lagi pula, siapa juga yang mau pacaran? Ihh, amit-amit. Gak ada tuh pacaran-pacaran. Makannya Bim, ikut Irema biar ada pencerahan dikit!” ujar Adinda berapi-api.

Bimo tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi wajah Adinda.
“Berapi-api banget, Din. Awas tuh kebakaran.!”
“Resek, ah!” Gerutu Adinda.
“Jadi cewe tuh, biasa-biasa aja, Din!” Kata Bimo setelah puas tertawa.
“Ini juga biasa”
“Maksud aku, gak usah ngurusin masalah-masalah besar..”
“Masalah besar?” Tanya Adinda.
“Iya. Politik, korupsi, atau yang sejenisnya itu kan, masalah besar”
“Terus gimana?”
“Dibawa enak aja! Jalan-jalan ke mall, nonton film, nonton konser musik, main basket, main PS, yahh.. kaya anak-anak lain lah. Dibawa enjoy biar ga bete.”
“Ga bisa, Bim!” Kata Adinda.
“Kenapa?”
“Badan aku bisa gatel-gatel kalo Cuma diem!”
Bimo meringis.
“Jadi, kamu mau gimana?” Tanya Bimo.
“Berhenti korupsi, dong! Berhenti nyusahin orang lain! Jangan menindas orang kecil! Jangan rebutan kekuasaan! Jangan Cuma bisa nuduh anak-anak muda sebagai biang onar! Jangan habis-habisan menguras kekayaan alam pake alasan buat anak cucu! Apanya yang buat anak cucu? Yang ada anak cucu malah makin menderita karena alam yang semakin ga bersahabat!”
“Caranya?” Tanya Bimo lagi.

Adinda tiba-tiba terdiam. Itu yang dia tak tahu, itu yang membuat dia semakin bete. Adinda hanya anak SMP yang berumur 15 tahun, Adinda tidak punya kekuatan untuk mengubah semuanya. Adinda masih membutuhkan banyak hari esok lagi untuk menjadi sesosok manusia dewasa yang memiliki kekuatan itu.

“Gimana kalo kita mulai aja dari yang kecil-kecil, Din?” Usul Bimo.
“Misalnya?” Tanya Adinda.
“Misalnya kita ga nyontek, soalnya nyontek itu pangkalnya korupsi. Ga buang sampah sembarangan, soalnya bisa bikin bumi kita ini makin kotor. Gak boros juga”

Adinda menatap Bimo sesaat, lalu kembali memandangi jalan raya. Mungkin Bimo benar, sesuatu akan menjadi besar karena pernah kecil. Itu harus dilakukan sekarang juga, karena waktu tidak akan pernah menunggu. Tapi hari esok pasti akan datang. Dan hari esok adalah milik kita.

SELESAI

Jumat, 09 Mei 2014

Aku dan 9 Mei


Hai, bertemu lagi dengan 9 Mei. Mungkin kamu sudah lupa tanggal ini, karena mungkin ini tak penting bagimu, tak seperti aku yang selalu mengingatnya, karena menurutku tanggal ini cukup penting, meskipun ingatan itu selalu membuatku meneteskan air mata. Kamu tahu apa alasanku menulis ini? Aku ingin kamu tahu bahwa beberapa bulan yang lalu kita sempat berkenalan bahkan dekat hingga akhirnya sekarang kita saling menjauh.

Tawamu yang khas dan rangkulan hangatmu saat itu yang tak akan pernah aku lupakan. Sayang sekali, saat itu aku terlalu mengabaikan semua perhatian dan kasih sayang yang mungkin saat itu kamu berikan dengan tulus untukku. Tapi apakah kamu tahu? Semua pengebaianku adalah kebohongan terbesar yang pernah aku lakukan, dibalik semua pengabaianku terdapat sejuta perhatian dan kasih sayang yang kamu tidak tahu.

Dulu, beberapa bulan yang lalu, kedekatan kita merupakan kebahagiaan yang tak pernah kuungkapkan padamu. Aku masih tak percaya, hubungan kita yang sesingkat ini masih sangat melekat didalam pikiranku. Namun, mengapa sosokmu berubah menjadi sosok yang tak ku kenali? Memang, aku yang mengakhiri semua ini. Tapi, hanya mulutku yang berbicara, tidak dengan hatiku. Hatiku mengharapkan mulut dan hatimu menolak semua keputusanku. Tapi apa? Kamu menerima keputusanku dengan lapang dada, dan kamu tidak tahu betapa sakitnya hati ini. Namun, bersamamu aku mendapatkan kenangan tersendiri bagiku, entah bagimu..

Bolehkah aku mengingatkanmu saat kita pertama dekat? Kedekatan kita diawali dengan ucapan “Assalamu’alaikum” dalam pesan singkat yang kamu kirimkan untukku. Aku masih sangat ingat itu, saat kamu selalu mengirim pesan singkat dan menelponku, sapaan-sapaan singkatmu saat kita bertemu, canda-tawamu diantara perbincangan kita. Semua itu masih sangat melekat dalam otak dan pikiranku, dan itulah awal ketika aku dan kamu menjadi kita.

Menurut pandanganku, kamu adalah pria baik, dewasa, mandiri dan shaleh.  Meskipun katanya, kamu adalah playboy sejati. Tapi aku percaya kamu bukanlah pria playboy seperti yang mereka katakan, aku sangat mempercayaimu..

Waktu berjalan cepat ya? Satu tahun berlalu saat aku dan kamu masih bersama, 9 Mei 2013 sudah terlewat. Aku sudah berubah, kamu juga pasti sudah berubah. Hari-hari yang terjadi diantara kita pasti sudah berubah. Kamu mungkin sudah melupakanku, melupakan setiap detail diriku yang dulu kamu ketahui. Semuanya pasti sudah berubah, tapi kenangan ini akan tetap sama dan tak akan berubah meskipun orang-orang yang mengingatnya sudah berubah.

Dulu kita sama-sama mempunyai waktu luang untuk sekedar bertemu dan berbincang, tapi sekarang sudah berubah, aku sibuk dengan kegiatanku sendiri, begitu juga kamu. Dulu kita begitu dekat, tapi sekarang? Kita bahkan tak saling kenal.

Maafkan aku jika aku masih mengingatmu, masih memikirkanmu, masih selalu bercerita tentangmu, masih diam-diam memperhatikanmu, dan masih selalu mengingat saat-saat kita masih bersama. Aku tahu ini semua salah, tapi menurutku bercerita tentangmu bukanlah hal yang salah.

SELAMAT TANGGAL 9 MEI !!
Untuk pria sibuk yang  tak kukenali

tiba-tiba aku merindukanmu..  

Minggu, 09 Maret 2014

Pacar Bisa Putus, Tapi Sahabat..Tidak!!

Cinta atau persahabatan? Terkadang hal itu bisa membuat kita dilematis banget.. Tapi coba telaah lagi! Kekasih atau sahabat? Mana yang lebih berharga? Sebenarnya apa sih cinta itu? Terus apa persahabatan itu? Dilihat dari definisinya Cinta adalah sebuah perasaan positif  seseorang yang diberikan pada manusia atau benda lainnya. Tetapi kali ini, kita bahas cinta terhadap manusia, khususnya lawan jenis! Terutama bagi para remaja.. seperti saya!
Dalam hubungan tersebut bisa juga disebut dengan proses Pendewasaan, karena dalam hubungan tersebut kita bisa mengerti tentang kebiasaan orang lain, kita juga dituntut untuk tidak mementingkan diri sendiri, belajar memahami orang lain, belajar berkorban, dan lain-lain. Tapi terkadang sebagian orang bilang bahwa cinta itu sangat menyakitkan dan membingungkan, cinta terkadang memberi kebahagiaan ataupun malah bencana yang kita dapat.. Hal itu membuktikan bahwa tak selamanya cinta itu abadi dan sejati, kita harus ingat akan hal yang utama, yaitu cinta yang hakiki hanya untuk dzat yang Maha Kuasa! Jangan sampe rasa cinta kita kepada kekasih melebihi rasa cinta kita kepada-Nya.
Oke stop dulu deh all about love! Sekarang kita lihat definisi persahabatan, Persahabatan adalah istilah yang menggambarkan perilaku kerja sama dan saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial. Biasanya seorang sahabat itu adalah seseorang yang mengerti isi hati kita, orang yang selalu menemani kita disaat suka dan duka, orang yang menjadikan kita lebih baik lagi, orang yang mengingat akan hal-hal kecil yang ada pada diri kita, dan seorang sahabat akan menyambut kehadiran sesamanya dan menunjukkan kesetiaan satu sama lain. Kalo kita ingin mempunyai seorang sahabat, maka kita harus menjadi sahabat bagi orang lain! Pokoknya sahabat itu ibarat makhluk yang selalu memberikan motivasi dan konstribusi bagi diri kita..
Finally, setelah kita tahu apa itu cinta dan apa itu persahabatan, pasti kita bisa menentukan, where is the betterLove or friendship? Kalo saya pribadi, insyaAllah saya memilih persahabatan. Remember! Persahabatan juga dilandasi oleh cinta dan kasih sayang. Tapi tidak selamanya cinta dilandasi oleh persahabatan.
Kita bisa putus cinta! Tapi kalo putus persahabatan.. kayanya engga deh!

-MeilinaAndaniDarmawan-